Jumat, 12 Juni 2015

Soal Belajar dan Pembelajaran



    UJIAN TENGAH SEMESTER TA 2011/2012

Mata Kuliah                 : Belajar dan Pembelajaran
Program/Smt                 : Bahasa Indonnesia III
Hari/tanggal                  : Jum’atNovember 2011
Mahasiswa                    : Febi Junaidi
Dosen                            : Prof. DR. Johanses Sapri .MPd
                                         DR. Turdjai. M.Pd

 


A.    Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas pada lembar jawaban yang disediakan.

1.      Jelaskan oleh Saudara apa yang dimaksud dengan belajar dan pembelajaran dilihat dari fungsi Guru dan Siswa serta apa persamaan dan  perbedaan kedua konsep tersebut?

2.      Buat oleh saudara Skenario pendekatan pembelajaran berupa “Pendekatan Keterampilan Proses” dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia?

3.      Mengapa prinsip-prinsip belajar berimplikasi bagi siswa dan guru?, serta apa implikasi utama prinsip-prinsip belajar tersebut bagi siswa dan guru ?

4.      Buatlah suatu design pembelajaran yang berorientasi pada keaktifan siswa untuk bidag Study Bahasa Indonesia di tingkat SMP atau SMA.

5.      Buat contoh oleh Saudara bagaiman penerapan pendekatan pembelajaran di kelas dilihat dari perolehan informasi dan pengelolaan pembelajaran


Catatan : Jawaban disampaikan melalaui Email, paling lambat Tanggal 9 November 2011, Pukul  24.00 WIB.



* Selamat Bekerja *

turdjai hamid <turdjai_dr@yahoo.com>
Nama  : Febi Junaidi
NPM   : A1A010076
Prodi   : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia


Jawaban :
1.      Belajar merupakan proses perolehan kemampuan yang berasal dari pengalaman, yang menghasilkan kemampuan, perolehan keterampilan, dan perubahan sikap yang dapat dikuasai manusia secara bertahap.
Pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa.
Persamaan dari kedua konsep tersebut ialah dimana guru dan siswa sama-sama memiliki tujuan untuk keberhasilan tercapainya hasil belajar yang baik. Perbedaan dari kedua konsep tersebut terletak pada peran antara guru dengan siswa. Guru berperan sebagai model, fasilitator, motivator bagi siswa, atau dengan kata lain guru memiliki peran sebagai  pemberi pengalaman, baik secara langsung maupun tidak langsung kepada siswa. Bagi siswa, siswa memiliki peran dalam konsep ini sebagai penerima pengalaman yang telah rancang untuknya, untuk kemudian diserap dan dikembangkan dengan baik oleh siswa.
1.      Berikut merupakan contoh skenario pendekatan pembelajaran berupa “Pendekatan Keterampilan Proses” dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Implementasi PKP pada pelajaran bahasa Indonesia :
1.      menugaskan siswa secara individu untuk menyaksikan pementasan drama di suatu tempat. Dan mengumpulkan data tentang latar belakang dan tujuan dilaksanakan pementasan drama tersebut.
2.      Menugaskan siswa-siswa tersebut untuk menyusun dan menyajikan laporannya.
3.      Mendiskusikan perolehan dari kegiatan pementasan tersebut oleh tiap-tiap individu.

3.   karena prinsip-prinsip belajar tersebut merupakan suatu pedoman atau landasan bagi siswa     dan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.
1)  Perhatian dan motivasi
Implikasi prinsip perhatian bagi guru tampak pada perilaku-perilaku sebagai berikut:
• Guru menggunakan metode secara bervariasi
• Guru menggunakan media sesuai dengan tujuan belajar dan materi yang diajarkan
• Guru menggunakan gaya bahasa yang tidak monoton
• Guru mengemukakan pertanyaan-pertanyaan membimbing (direction question)
Sedangkan implikasi prinsip motivasi bagi guru tampak pada perilaku-perilaku yang diantaranya adalah:
• Memilih bahan ajar sesuai minat siswa
• Menggunakan metode dan teknik mengajar yang disukai siswa
• Mengoreksi sesegera mungkin pekerjaan siswa dan sesegera mungkin memberitahukan hasilnya kepada siswa
• Memberikan pujian verbal atau non verbal terhadap siswa yang memberikan respons terhadap pertanyaan yang diberikan
• Memberitahukan nilai guna dari pelajaran yang sedang dipelajari siswa

2) Keaktifan
Peran guru mengorganisasikan kesempatan belajar bagi masing-masing siswa berarti mengubah peran guru dari bersifat didaktis menjadi lebih bersifat mengindividualis, yaitu menjamin bahwa setiap siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan di dalam kondisi yang ada (Sten, 1988:224). Hal ini berarti pula bahwa kesempatan yang diberikan oleh guru akan menuntut siswa selalu aktif mencari, memperoleh dan mengolah perolehan belajarnya.

4) Pengulangan
Implikasi prinsip pengulangan bagi guru adalah mampu memilihkan antara kegiatan pembelajaran yang berisi pesan yang membutuhkan pengulangan dengan yang tidak membutuhkan pengulangan. Pengulangan terutama dibutuhkan oleh pesan-pesan pembelajaran yang harus dihafalkan secara tetap tanpa ada kesalahan sedikitpun. Selain itu, pengulangan juga diperlukan terhadap pesan-pesan pembelajaran yang membutuhkan latihan.
5) Tantangan
Apabila guru menginginkan siswa selalu berusaha mencapai tujuan, maka guru harus memberikan tantangan pada siswa dalam kegiatan pembelajarannya. Tantangan dalam kegiatan pembelajaran dapat diwujudkan oleh guru melalui bentuk kegiatan, bahan, dan alat pembelajaran yang dipilih untuk kegiatan pembelajaran.
6) Balikan dan penguatan
Balikan dapat diberikan secara lisan maupun tertulis, baik secara individual ataupun kelompok klasikal. Guru sebagai penyelenggara kegiatan pembelajaran harus dapat menentukan bentuk, cara, serta kapan balikan dan penguatan diberikan. Agar balikan dan penguatan bermakna bagi siswa, guru hendaknya memperhatikan karakteristik siswa.

7) Perbedaan individual
Setiap guru tentunya harus menyadari bahwa menghadapi 30 siswa dalam satu kelas, berarti menghadapi 30 macam keunikan atau karakteristik. Selain karakteristik/keunikan kelas, guru harus menghadapi 30 siswa yang berbeda karakteristiknya satu dengan lainnya. Konsekuensi logis adanya hal ini, guru harus mampu melayani setiap siswa sesuai karakteristik mereka orang per orang. Salah satu contoh design yaitu pada proses pembelajaran aktif dengan menggunakan berbagai metode, untuk materi analisis cerpen. Guru dapat menggunakan beberapa metode, yaitu metode ceramah, dengan memberikan pertanyaan yang merangsang siswa berpikir untuk menemukan jawabannya. Guru dapat menampung jawaban siswa untuk kemudian meluruskannya. Kemudian, guru dapat menggunakan metode diskusi, dengan membentuk siswa menjadi beberapa kelompok untuk kemudian membahas cerpen yang berbeda untuk dianalisis. Setelah itu masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas, untuk memancing siswa yang lain ikut belajar dari apa yangdisampaikan temannya dan merangsang timbulnya pertanyaan dari siswa. Peran guru di sini ialah sebagai pengatur bagaimana caranya agar siswa dapat aktif dan antusias dalam pembelajaran tersebut dan dapat menguasai materi dengan baik.




4.      Design pembelajaran “ Menulis Paragraf Deskripsi” yang berorientasi pada keatifan siswa untuk bidang studi Bahasa Indonesia ditingkat  SMP dan SMA seperti:
                                                              i.      Guru menjelaskan rencana kegiatan saat itu, yaitu mendeskripsikan benda misteri. Kemampuan yang dilatihkan adalah cara mendeskripsikan atau menemuka ciri benda-benda.
                                                            ii.      Siswa dibagi dalam beberapa kelompok, dengan cara guru menghitung siswa 1,2,3, dan 4. Yang no 1 masuk kelompok satu dan seterusnya.
                                                          iii.      Guru membagi yang telah disiapkan. Jangan sampai kelompok lain mengintip. Kemudian juga dibagikan belangko.
                                                          iv.      Siswa mendeskripsikan benda misteri dengan mengisi blangko yang ada. Pertama menjelaskan ciri benda dengan dua kata, kemudian dalam kalimat. Usahakan deskripsinya lengkap, tetapi tidak merujuk benda apa itu.
                                                            v.      Setelah 15 menit, secara bergantian mesing-masing kelompok mendeskripsikan secara lisan benda itu. Setelah itu, kelompok lain menebaknya. Sebelum menebak kelompok lain boleh bertanya.
                                                          vi.      Sisiwa menyusun paragraf deskripsi berdasarkan data yang diperolehnya secara kelompok.
5.      Model pembelajaran perolehan informasi ini sangat sesuai digunakan untuk pembelajaran yang menekankan pada perolehan suatu informasi baru atau untuk mengajar cara berpikir induktif kepada siswa. Model ini juga relevan diterapkan untuk semua umur dan semua tingkatan kelas. Bagi anak-anak, konsep dan contohnya harus lebih sederhana dibandingkan untuk anak tingkatan kelas yang lebih tinggi. Terakhir, model ini juga dapat merupakan alat evaluasi yang efektif bagi guru untuk mengukur apakah ide-ide atau informasi penting yang baru saja diajarkan telah dikuasai oleh siswa atau tidak. Contoh penerapannya yaitu, guru menyusun jadwal yang berisi tahapan-tahapan pemberian pengalaman untuk siswa mulai dari tingkat pengetahuan, pemahaman, dan pengaplikasian. Guru selalu mencatat kemajuan belajar siswa dari segi kognitif, afektif, dan psikomotornya. Catatan tersebut dapat dijadikan acuan untuk mengetahui siswa mana yang perlu mendapatkan motivasi lebih. Guru juga sangat berperan dalam mengontrol belajar siswa, baik secara langsung maupun tidak langsung, misalnya guru dapat menugaskan siswauntuk mencari suatu informasi  tertentu, kemudian guru menanyakan tiap siswa mengenai informasi yang telah dibaca atau dipelajarinya. Dengan begitu mau tidak mau siswa menjadi terdorong untuk belajar, berkat stimulus dari guru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar