Minggu, 21 Juli 2019

Esai Pendidikan dan Bahasa




Internasionalisasi Bahasa Indonesia di Era MEA: Upaya dan Tantangan
Febi Junaidi, Univeristas Pendidikan Indonesia, Pendidikan Bahasa Indonesia, LPDP PK-75

Tidak dipungkiri bahwa saat ini eksistensi pembelajaran BIPA (Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing) semakin menguat. Hal ini dibuktikan dengan maraknya warga negara asing yang datang ke Indonesia dengan tujuan untuk belajar bahasa Indonesia. Mereka dengan motivasi yang tinggi berusaha agar dapat menguasai salah satu modal penting untuk menetap dalam kurun waktu yang lama di Indonesaia, yaitu penguasaan bahasa Indonesia. Contohnya saja di lingkup Universitas Pendidikan Indonesia, saat ini banyak pembelajar BIPA yang datang untuk belajar bahasa Indonesia. Mereka mayoritas belajar di balai bahasa kampus UPI.
Tidak hanya itu, sebagian dari mereka juga berhasil langsung melanjutkan kuliah tingkat S-2 di UPI pada jurusan bahasa Indonesia. Padahal, sebagian besar dari mereka memliki latar belakang pendidikan yang jauh berbeda. Visi mereka pun beragam, ada untuk kepentingan bisnis, menambah wawasan, karena ketertarikan dengan budaya Indonesia, hingga akhirnya ada juga yang bertujuan untuk bekerja dan menetap dalam waktu yang relatif lama di Indonesia. Selanjutnya, indikator lain menguatnya eksistensi bahasa Indonesia di mata dunia international adalah dengan diselenggarakannya pengajaran bahasa Indonesia di beberapa negara seperti Australia, Amerika Serikat, Kanada, dan Vietnam. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pun senantiasa mengirimkan tenaga pengajar BIPA di beberapa negara setiap tahun.
Tanpa kita sadari, di tengah hiruk-pikuk beragam fenomena yang melanda bangsa ini, warga negara asing seakan memanfaatkan kondisi tersebut. Kemelut retorika politis dan beragam hal yang menyibukkan masyarakat pribumi menggiring mereka mempersiapkan diri menghadapi persaingan global yang mana salah satunya yaitu penguasaan bahasa Indonesia sebagai modal awal menguasai pasar di era MEA. Sebenarnya, jika kita sadar dan paham, kondisi ini bisa jadi merupakan suatu tantangan sekalgus peluang bagi Indonesia dalam memperkenalkan khasanah bahasa dan budayanya di kancah internasional, khususnya negara-negara Asean. Seandainya kebjiakan yang telah diformulasikan pemerintah dalam UU No. 24 Tahun 2009 diimplementasikan menurut fungsinya, maka masyarakat Indonesia tentunya sadar bahwa bahasa Indonesia memiliki peran sentral dalam pengenalan Indonesia di mata dunia.
Melihat fenomena di atas, maka salah satu alternatif yang dapat dilaksanakan dalam rangka internasionalisasi bahasa dan budaya Indonesia di mata internasional adalah dengan cara mewaiibkan orang asing untuk belajar bahasa Indonesia. Pengajaran BIPA yang diterapkan tentunya merupakan pembelajaran BIPA berbasis budaya sehingga pembelajar asing yang datang dan akan menjalin kooperatif dengan masyarakat pribumi tidak hanya tahu mengenai bahasa Indonesia melainkan paham cara penggunaannya dalam konteks Indonesia yang multi kultural. Selain itu, Pemerintah bekerjasama dengan badan bahasa sebaiknya membuat standar penguasaan bahasa yang kongkret, misalnya dalam wujud tes UKBI (Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia). Tentunya kita tahu, untuk melanjutkan studi atau bekerja ke beberapa negara di luar negeri, masyarakat Indonesia diwajibkan mencapai skor kemampuan bahasa asing seperti TOEFL ataupun IELTS pada tingakatan tertentu. Oleh karenanya, merupakan suatu hal yang wajar jika kita menerapkan aturan yang serupa. Hal ini juga merupakan cara kita mempertahankan dan memperkenalkan bahasa Indonesia selaku lingua franca di skala internasional sehingga diharapkan kedepannya bahasa Indonesia dapat menjadi bahasa internasional yang semakin diminati di mata dunia, khususnya sebagai bahasa perdagangan di era MEA.  



















Esai Pendidikan dan Bahasa

Referensi dan Materi Tambahan:

Azizah, dkk. 2012. Pembelajaran BIPA Program CLS (Critical Language Scholarship) di Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. ( Diakses dari http://jurnal-online.um.ac.id pada tanggal 17 Maret 2017).

Hudjolly. 2011. Bahasa Indonesia Di Mata Dunia. Raja Ali Haji. (Diakses dari http://www.rajaalihaji.com/id/opinion pada tanggal 17 Maret 2017).
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2010. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar