Internasionalisasi
Bahasa Indonesia di Era MEA: Upaya dan Tantangan
Febi
Junaidi, Univeristas Pendidikan Indonesia, Pendidikan Bahasa Indonesia, LPDP PK-75
Tidak dipungkiri bahwa saat ini eksistensi pembelajaran
BIPA (Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing) semakin menguat. Hal ini dibuktikan
dengan maraknya warga negara asing yang datang ke Indonesia dengan tujuan untuk
belajar bahasa Indonesia. Mereka dengan motivasi yang tinggi berusaha agar
dapat menguasai salah satu modal penting untuk menetap dalam kurun waktu yang
lama di Indonesaia, yaitu penguasaan bahasa Indonesia. Contohnya saja di
lingkup Universitas Pendidikan Indonesia, saat ini banyak pembelajar BIPA yang
datang untuk belajar bahasa Indonesia. Mereka mayoritas belajar di balai bahasa
kampus UPI.
Tidak hanya itu, sebagian dari mereka juga berhasil
langsung melanjutkan kuliah tingkat S-2 di UPI pada jurusan bahasa Indonesia.
Padahal, sebagian besar dari mereka memliki latar belakang pendidikan yang jauh
berbeda. Visi mereka pun beragam, ada untuk kepentingan bisnis, menambah
wawasan, karena ketertarikan dengan budaya Indonesia, hingga akhirnya ada juga
yang bertujuan untuk bekerja dan menetap dalam waktu yang relatif lama di
Indonesia. Selanjutnya, indikator lain menguatnya eksistensi bahasa Indonesia
di mata dunia international adalah dengan diselenggarakannya pengajaran bahasa
Indonesia di beberapa negara seperti Australia, Amerika Serikat, Kanada, dan
Vietnam. Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pun senantiasa mengirimkan tenaga
pengajar BIPA di beberapa negara setiap tahun.
Tanpa kita sadari, di tengah hiruk-pikuk beragam fenomena
yang melanda bangsa ini, warga negara asing seakan memanfaatkan kondisi
tersebut. Kemelut retorika politis dan beragam hal yang menyibukkan masyarakat
pribumi menggiring mereka mempersiapkan diri menghadapi persaingan global yang
mana salah satunya yaitu penguasaan bahasa Indonesia sebagai modal awal
menguasai pasar di era MEA. Sebenarnya, jika kita sadar dan paham, kondisi ini
bisa jadi merupakan suatu tantangan sekalgus peluang bagi Indonesia dalam
memperkenalkan khasanah bahasa dan budayanya di kancah internasional, khususnya
negara-negara Asean. Seandainya kebjiakan yang telah diformulasikan pemerintah
dalam UU No. 24 Tahun 2009 diimplementasikan menurut fungsinya, maka masyarakat
Indonesia tentunya sadar bahwa bahasa Indonesia memiliki peran sentral dalam
pengenalan Indonesia di mata dunia.
Melihat fenomena di atas, maka salah satu alternatif yang
dapat dilaksanakan dalam rangka internasionalisasi bahasa dan budaya Indonesia
di mata internasional adalah dengan cara mewaiibkan orang asing untuk belajar
bahasa Indonesia. Pengajaran BIPA yang diterapkan tentunya merupakan
pembelajaran BIPA berbasis budaya sehingga pembelajar asing yang datang dan
akan menjalin kooperatif dengan masyarakat pribumi tidak hanya tahu mengenai
bahasa Indonesia melainkan paham cara penggunaannya dalam konteks Indonesia
yang multi kultural. Selain itu, Pemerintah bekerjasama dengan badan bahasa
sebaiknya membuat standar penguasaan bahasa yang kongkret, misalnya dalam wujud
tes UKBI (Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia). Tentunya kita tahu, untuk
melanjutkan studi atau bekerja ke beberapa negara di luar negeri, masyarakat
Indonesia diwajibkan mencapai skor kemampuan bahasa asing seperti TOEFL ataupun IELTS pada tingakatan tertentu. Oleh karenanya, merupakan suatu hal
yang wajar jika kita menerapkan aturan yang serupa. Hal ini juga merupakan cara
kita mempertahankan dan memperkenalkan bahasa Indonesia selaku lingua franca di skala internasional
sehingga diharapkan kedepannya bahasa Indonesia dapat menjadi bahasa internasional
yang semakin diminati di mata dunia, khususnya sebagai bahasa perdagangan di era
MEA.
Esai Pendidikan dan
Bahasa
Referensi
dan Materi Tambahan:
Azizah, dkk. 2012. Pembelajaran BIPA Program CLS (Critical Language Scholarship) di
Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. ( Diakses dari http://jurnal-online.um.ac.id
pada tanggal 17 Maret 2017).
Hudjolly.
2011. Bahasa Indonesia Di Mata Dunia.
Raja Ali Haji. (Diakses dari http://www.rajaalihaji.com/id/opinion pada tanggal 17 Maret 2017).
Iskandarwassid
dan Dadang Sunendar. 2010. Strategi Pembelajaran
Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
http://www.pikiran-rakyat.com/pendidikan/2016/02/16/361171/kemendibud-lepas-pengajar-bahasa-indonesia-bagi-penutur-asing-2016
(Diakses pada 17 Maret 2017).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar