UJIAN TENGAH SEMESTER TA 2011/2012
Mata
Kuliah
: Belajar dan Pembelajaran
Program/Smt
: Bahasa Indonnesia III
Hari/tanggal
: Jum’at, November
2011
Mahasiswa : Febi Junaidi
Dosen : Prof. DR. Johanses Sapri .MPd
DR. Turdjai.
M.Pd
A. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas pada
lembar jawaban yang disediakan.
1.
Jelaskan oleh Saudara apa
yang dimaksud dengan belajar dan pembelajaran dilihat dari fungsi Guru dan
Siswa serta apa persamaan dan perbedaan kedua konsep tersebut?
2.
Buat oleh saudara Skenario pendekatan pembelajaran
berupa “Pendekatan Keterampilan Proses” dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia?
3.
Mengapa prinsip-prinsip
belajar berimplikasi bagi siswa dan guru?, serta apa implikasi utama
prinsip-prinsip belajar tersebut bagi siswa dan guru ?
4. Buatlah suatu
design pembelajaran yang berorientasi pada keaktifan siswa untuk bidag Study
Bahasa Indonesia di tingkat SMP atau SMA.
5. Buat contoh
oleh Saudara bagaiman penerapan pendekatan pembelajaran di kelas dilihat dari
perolehan informasi dan pengelolaan pembelajaran
Catatan
: Jawaban disampaikan melalaui Email, paling lambat Tanggal 9 November 2011,
Pukul 24.00 WIB.
* Selamat Bekerja *
turdjai hamid
<turdjai_dr@yahoo.com>
Nama : Febi
Junaidi
NPM :
A1A010076
Prodi : Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia
Jawaban :
1. Belajar merupakan proses perolehan kemampuan yang berasal dari pengalaman,
yang menghasilkan kemampuan, perolehan keterampilan, dan perubahan sikap yang
dapat dikuasai manusia secara bertahap.
Pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa.
Pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa.
Persamaan dari kedua konsep tersebut ialah dimana guru dan siswa sama-sama
memiliki tujuan untuk keberhasilan tercapainya hasil belajar yang baik.
Perbedaan dari kedua konsep tersebut terletak pada peran antara guru dengan
siswa. Guru berperan sebagai model, fasilitator, motivator bagi siswa, atau
dengan kata lain guru memiliki peran sebagai pemberi pengalaman, baik
secara langsung maupun tidak langsung kepada siswa. Bagi siswa, siswa memiliki
peran dalam konsep ini sebagai penerima pengalaman yang telah rancang untuknya,
untuk kemudian diserap dan dikembangkan dengan baik oleh siswa.
1. Berikut merupakan contoh skenario pendekatan pembelajaran berupa
“Pendekatan Keterampilan Proses” dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Implementasi PKP pada pelajaran
bahasa Indonesia :
1.
menugaskan siswa secara
individu untuk menyaksikan pementasan drama di suatu tempat. Dan mengumpulkan
data tentang latar belakang dan tujuan dilaksanakan pementasan drama tersebut.
2. Menugaskan
siswa-siswa tersebut untuk menyusun dan menyajikan laporannya.
3. Mendiskusikan
perolehan dari kegiatan pementasan tersebut oleh tiap-tiap individu.
3. karena prinsip-prinsip belajar tersebut
merupakan suatu pedoman atau landasan bagi siswa dan
guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.
1) Perhatian dan
motivasi
Implikasi prinsip perhatian bagi guru tampak pada perilaku-perilaku sebagai berikut:
• Guru menggunakan metode secara bervariasi
• Guru menggunakan media sesuai dengan tujuan belajar dan materi yang diajarkan
• Guru menggunakan gaya bahasa yang tidak monoton
• Guru mengemukakan pertanyaan-pertanyaan membimbing (direction question)
Sedangkan implikasi prinsip motivasi bagi guru tampak pada perilaku-perilaku yang diantaranya adalah:
• Memilih bahan ajar sesuai minat siswa
• Menggunakan metode dan teknik mengajar yang disukai siswa
• Mengoreksi sesegera mungkin pekerjaan siswa dan sesegera mungkin memberitahukan hasilnya kepada siswa
• Memberikan pujian verbal atau non verbal terhadap siswa yang memberikan respons terhadap pertanyaan yang diberikan
• Memberitahukan nilai guna dari pelajaran yang sedang dipelajari siswa
2) Keaktifan
Peran guru mengorganisasikan kesempatan belajar bagi masing-masing siswa berarti mengubah peran guru dari bersifat didaktis menjadi lebih bersifat mengindividualis, yaitu menjamin bahwa setiap siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan di dalam kondisi yang ada (Sten, 1988:224). Hal ini berarti pula bahwa kesempatan yang diberikan oleh guru akan menuntut siswa selalu aktif mencari, memperoleh dan mengolah perolehan belajarnya.
Implikasi prinsip perhatian bagi guru tampak pada perilaku-perilaku sebagai berikut:
• Guru menggunakan metode secara bervariasi
• Guru menggunakan media sesuai dengan tujuan belajar dan materi yang diajarkan
• Guru menggunakan gaya bahasa yang tidak monoton
• Guru mengemukakan pertanyaan-pertanyaan membimbing (direction question)
Sedangkan implikasi prinsip motivasi bagi guru tampak pada perilaku-perilaku yang diantaranya adalah:
• Memilih bahan ajar sesuai minat siswa
• Menggunakan metode dan teknik mengajar yang disukai siswa
• Mengoreksi sesegera mungkin pekerjaan siswa dan sesegera mungkin memberitahukan hasilnya kepada siswa
• Memberikan pujian verbal atau non verbal terhadap siswa yang memberikan respons terhadap pertanyaan yang diberikan
• Memberitahukan nilai guna dari pelajaran yang sedang dipelajari siswa
2) Keaktifan
Peran guru mengorganisasikan kesempatan belajar bagi masing-masing siswa berarti mengubah peran guru dari bersifat didaktis menjadi lebih bersifat mengindividualis, yaitu menjamin bahwa setiap siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan di dalam kondisi yang ada (Sten, 1988:224). Hal ini berarti pula bahwa kesempatan yang diberikan oleh guru akan menuntut siswa selalu aktif mencari, memperoleh dan mengolah perolehan belajarnya.
4) Pengulangan
Implikasi prinsip pengulangan bagi
guru adalah mampu memilihkan antara kegiatan pembelajaran yang berisi pesan
yang membutuhkan pengulangan dengan yang tidak membutuhkan pengulangan.
Pengulangan terutama dibutuhkan oleh pesan-pesan pembelajaran yang harus
dihafalkan secara tetap tanpa ada kesalahan sedikitpun. Selain itu, pengulangan
juga diperlukan terhadap pesan-pesan pembelajaran yang membutuhkan latihan.
5) Tantangan
Apabila guru menginginkan siswa
selalu berusaha mencapai tujuan, maka guru harus memberikan tantangan pada
siswa dalam kegiatan pembelajarannya. Tantangan dalam kegiatan pembelajaran
dapat diwujudkan oleh guru melalui bentuk kegiatan, bahan, dan alat
pembelajaran yang dipilih untuk kegiatan pembelajaran.
6) Balikan dan penguatan
Balikan dapat diberikan secara lisan
maupun tertulis, baik secara individual ataupun kelompok klasikal. Guru sebagai
penyelenggara kegiatan pembelajaran harus dapat menentukan bentuk, cara, serta
kapan balikan dan penguatan diberikan. Agar balikan dan penguatan bermakna bagi
siswa, guru hendaknya memperhatikan karakteristik siswa.
7) Perbedaan individual
Setiap guru tentunya harus menyadari bahwa menghadapi 30 siswa dalam
satu kelas, berarti menghadapi 30 macam keunikan atau karakteristik. Selain
karakteristik/keunikan kelas, guru harus menghadapi 30 siswa yang berbeda
karakteristiknya satu dengan lainnya. Konsekuensi logis adanya hal ini, guru
harus mampu melayani setiap siswa sesuai karakteristik mereka orang per orang. Salah satu contoh design yaitu pada proses pembelajaran aktif dengan
menggunakan berbagai metode, untuk materi analisis cerpen. Guru dapat
menggunakan beberapa metode, yaitu metode ceramah, dengan memberikan pertanyaan
yang merangsang siswa berpikir untuk menemukan jawabannya. Guru dapat menampung
jawaban siswa untuk kemudian meluruskannya. Kemudian, guru dapat menggunakan
metode diskusi, dengan membentuk siswa menjadi beberapa kelompok untuk kemudian
membahas cerpen yang berbeda untuk dianalisis. Setelah itu masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas, untuk memancing
siswa yang lain ikut belajar dari apa yangdisampaikan temannya dan merangsang
timbulnya pertanyaan dari siswa. Peran guru di sini ialah sebagai pengatur
bagaimana caranya agar siswa dapat aktif dan antusias dalam pembelajaran
tersebut dan dapat menguasai materi dengan baik.
4. Design pembelajaran “ Menulis Paragraf
Deskripsi” yang berorientasi pada keatifan siswa untuk bidang studi Bahasa
Indonesia ditingkat SMP dan SMA seperti:
i.
Guru menjelaskan rencana
kegiatan saat itu, yaitu
mendeskripsikan benda misteri. Kemampuan yang dilatihkan adalah cara
mendeskripsikan atau menemuka ciri benda-benda.
ii.
Siswa dibagi dalam beberapa
kelompok, dengan cara guru menghitung siswa 1,2,3, dan 4. Yang no 1 masuk
kelompok satu dan seterusnya.
iii.
Guru membagi yang telah
disiapkan. Jangan sampai kelompok lain mengintip. Kemudian juga dibagikan
belangko.
iv.
Siswa mendeskripsikan benda
misteri dengan mengisi blangko yang ada. Pertama menjelaskan ciri benda dengan
dua kata, kemudian dalam kalimat. Usahakan deskripsinya lengkap, tetapi tidak
merujuk benda apa itu.
v.
Setelah 15 menit, secara
bergantian mesing-masing kelompok mendeskripsikan secara lisan benda itu.
Setelah itu, kelompok lain menebaknya. Sebelum menebak kelompok lain boleh
bertanya.
vi.
Sisiwa menyusun paragraf
deskripsi berdasarkan data yang diperolehnya secara kelompok.
5. Model pembelajaran
perolehan informasi ini
sangat sesuai digunakan untuk pembelajaran yang menekankan pada perolehan suatu
informasi baru atau untuk mengajar cara
berpikir induktif kepada siswa. Model ini juga relevan diterapkan untuk semua
umur dan semua tingkatan kelas. Bagi anak-anak, konsep dan contohnya harus
lebih sederhana dibandingkan untuk anak tingkatan kelas yang lebih tinggi.
Terakhir, model ini juga dapat merupakan alat evaluasi yang efektif bagi guru
untuk mengukur apakah ide-ide atau informasi penting
yang baru saja diajarkan telah dikuasai oleh siswa atau tidak. Contoh penerapannya yaitu, guru menyusun jadwal yang berisi
tahapan-tahapan pemberian pengalaman untuk siswa mulai dari tingkat
pengetahuan, pemahaman, dan pengaplikasian. Guru selalu mencatat kemajuan
belajar siswa dari segi kognitif, afektif, dan psikomotornya. Catatan tersebut
dapat dijadikan acuan untuk mengetahui siswa mana yang perlu mendapatkan
motivasi lebih. Guru juga sangat berperan dalam mengontrol belajar siswa, baik
secara langsung maupun tidak langsung, misalnya guru dapat menugaskan
siswauntuk mencari suatu informasi tertentu, kemudian guru menanyakan
tiap siswa mengenai informasi yang telah dibaca atau dipelajarinya. Dengan
begitu mau tidak mau siswa menjadi terdorong untuk belajar, berkat stimulus
dari guru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar